Ketakutan itu mulai menghampiriku ketika aku tau bahwa kita ‘beda’. Resiko relasi yg berjalan diatas perbedaan itu pastinya banyak badai. Entah badai intern ataupun ekstern. Yah aku tau itu. Kadang aku pun merasakan perang batin atas persoalan ini. Disatu sisi aku ingin memilikimu dan disisi lain aku memikirkan perbedaan kita. Apalagi orang tua. Semenjak orang tuaku tau kalo kita beda mereka selalu saja membatasiku untuk berhubungan denganmu. Mungkin aku salah jika tidak mendengarkan kata hatiku,tapi aku lebih salah jika tidak mengikuti kata orang tuaku.
Semakin lama relasi ini semakin berumur. Selalu saja berusaha buat nenangin diri dengan kata ‘let it flow’ udah jalani aja dulu yg ada sekarang. Tapi nyatanya batinku berkata lain, selalu saja berpikir bagaimana aku akan melangkah, membawa hubungan ini. Mungkin keluaragamu bisa nerima aku, bisa welcome banget sama aku, tapi keluargaku? Bahkan bertolak belakang sekali dengan keluargamu. Kadang suka mikir kenapa sih keluargaku terlalu membatasi hubunganku dengan orangh lain, tapi tanpa diberitau jawabannya pun aku sudah tau, ya cuman satu, karena mereka khawatir, mereka masih memperdulikanku. Aku senang akan itu, tapi disisi lain aku selalu saja mengeluh. Ya mungkin mengeluh salah satu tanda nggakmau bersyukur. Tapi bukan seperti itu yg ku maksud. Hanya saja aku ingin menikmati mas mudaku dengan kebebasn, yah kebebasan dengan tau batas pastinya. Ya aku masih saja mementingkan egoku sendiri, masih saja egois. Ya aku masih e-go-is!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar